News & Events
Mitos – mitos salah seputar HR yang perlu kamu ketahui!
- April 29, 2022
- Posted by: admin
- Category: Blog
[vc_row][vc_column][vc_column_text]Hai SVB Gengs! Bagaimana kabar kalian hari ini? Semoga, kalian tetap semangat ya dalam semua aktivitas kalian. Ngomong – ngomong soal aktivitas, kita semua tentu sudah paham, bahwa setiap aktivitas memiliki kelebihan dan kekurangannya masing – masing. Dunia HRD pun tidak lepas dari kelebihan dan kekurangannya tersendiri. Orang – orang yang terlibat didalamnya pun mempersepsikan hal tersebut dengan cara yang berbeda, sehingga kadang muncul pandangan atau mitos yang salah tentang dunia HRD.[/vc_column_text][vc_gallery images=”8197″ img_size=”500×250″ title=”Photo by Amy Hirschi on Unsplash”][vc_column_text]Seringkali, pandangan – pandangan yang salah ini pun masih terbawa hingga seseorang bekerja dan bertemu dengan pihak HRD. Nah, daripada kita salah dalam mempersepsikan HRD, yuk kita ketahui apa saja ‘mitos’ salah seputar HR yang beredar dan seperti apa fakta benarnya! Spesial juga untuk artikel kali ini, kita akan membahasnya bersama satu pakar SVB Academy yaitu Mas Edwin Djakaria.
Sebagai perkenalan, Mas Edwin merupakan salah satu HR Expert di SVB Academy. Selain itu, beliau merupakan seorang HR Consultant dengan lebih dari 15 tahun pengalaman dalam bisnis. Mas Edwin berpengalaman bekerja di Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Thailand untuk tugas nasional maupun regional di perusahaan consumer goods terkemuka di dunia. Pas banget kan, profil beliau dengan topik artikel kali ini? Maka dari itu, yuk kita langsung masuk ke pembahasan mitos – mitosnya seputar HRD![/vc_column_text][vc_custom_heading text=”Hanya lulusan jurusan Psikologi yang bisa menjadi HR” font_container=”tag:h3|text_align:left” google_fonts=”font_family:Montserrat%3Aregular%2C700|font_style:700%20bold%20regular%3A700%3Anormal”][vc_column_text]Kalau SVB Gengs sudah baca artikel Pengen Jadi HRD, Harus Kuliah Jurusan Apa? pasti sudah paham ya, bahwa jurusan kerja bukanlah faktor utama keberhasilan seorang HRD. Namun, memang fakta bahwa terdapat beberapa jurusan yang menyediakan materi pembelajaran yang relate dengan pekerjaan seorang HRD.[/vc_column_text][vc_column_text]Mas Edwin juga berpendapat bahwa saat ini, HR merupakan sebuah bidang pekerjaan yang sifatnya multi-entry. Hal tersebut dikarenakan menurut beliau, ilmu yang ada pada bidang HR pun selalu berkembang dan tidak selalu berkaitan dengan aspek – aspek psikologi. Nyatanya, Mas Edwin yang merupakan seorang lulusan dari jurusan Akuntansi, sekarang bisa jadi HR Consultant dan HR Expert di SVB Academy. So, apabila kamu ingin menjadi HR namun tidak berasal dari beberapa jurusan tersebut, jangan khawatir ya![/vc_column_text][vc_custom_heading text=”HR hanya berurusan dengan proses rekrutmen karyawan saja” font_container=”tag:h3|text_align:left” google_fonts=”font_family:Montserrat%3Aregular%2C700|font_style:700%20bold%20regular%3A700%3Anormal”][vc_column_text]Eits, tidak semudah itu! Kalau misal SVB Gengs sudah melihat laman pembelajaran kami, tentunya, dapat terlihat bahwa terdapat beberapa area yang umumnya ditemui di dunia HRD, seperti Learning & Development, Compensation & Benefit, Industrial Relation, dan lain – lain. Rekrutmen pun nantinya akan masuk kedalam area Talent Acquisition, yang juga berisikan proses pencarian dan seleksi calon karyawan.[/vc_column_text][vc_column_text]Mas Edwin pun menambahkan bahwa proses HR itu sifatnya tidak hanya untuk memfasilitasi kebutuhan internal, tapi juga secara eksternal. Dunia rekrutmen pun tidak sesederhana yang dibayangkan oleh orang – orang, lho. Contoh, pada bidang HR Rekrutmen di beberapa perusahaan, terdapat aspek employer branding yang berfungsi untuk mencitrakan dan membangun reputasi sebagai tempat bekerja terbaik bagi karyawan.[/vc_column_text][vc_gallery images=”8204″ img_size=”500×250″ title=”Photo by krakenimages on Unsplash”][vc_custom_heading text=”HR diharuskan menjadi sosok yang terbuka dan ekstrovert” font_container=”tag:h3|text_align:left” google_fonts=”font_family:Montserrat%3Aregular%2C700|font_style:700%20bold%20regular%3A700%3Anormal”][vc_column_text]Karena dipandang sebagai pihak yang senantiasa berhubungan dengan karyawan lain pada organisasi, HR seringkali dianggap sebagai sosok harus terus mampu dan senang berinteraksi dengan orang lain, alias menjadi sosok yang ekstrovert. Padahal, secara garis besar karakter kepribadian harusnya tidak menjadi patokan khusus dalam proses pemilihan karyawan termasuk karyawan HR, SVB Gengs. Selama karyawan tersebut memiliki kriteria dan kinerja yang sesuai, karakter kepribadian bukanlah hal yang dapat mengambat seseorang dalam menjalani pekerjaannya.[/vc_column_text][vc_column_text]Mas Edwin pun berpendapat bahwa masing – masing karakter kepribadian pun pastinya memiliki kelebihannya tersendiri kan, sehingga bisa saling melengkapi satu sama lain dalam mencapai sebuah target pekerjaan. Seorang introvert pun, tetap bisa kok bekerja di HR dengan gaya introvertnya![/vc_column_text][vc_custom_heading text=”Semua keputusan yang berkaitan dengan karyawan merupakan keputusan yang dibuat HR” font_container=”tag:h3|text_align:left” google_fonts=”font_family:Montserrat%3Aregular%2C700|font_style:700%20bold%20regular%3A700%3Anormal”][vc_column_text]HR merupakan pihak yang secara langsung melakukan aktivitas pengelolaan terhadap karyawan. Maka dari itu, wajar, apabila HR dianggap sebagai pihak yang mengambil keputusan terkait satu karyawan dan yang lainnya. Baik keputusan yang positif maupun negatif seperti Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), HR sering dianggap sebagai penentu tunggal dari ‘nasib’ seorang karyawan.[/vc_column_text][vc_column_text]Padahal, menurut Mas Edwin, hal ini pun merupakan mitos. Karena, memang betul bahwa HR banyak melakukan fasilitasi terhadap keputusan pihak manajemen, namun pihak HR tidak menentukan keputusan itu secara sepihak. Karena pada prosesnya, HR akan membantu dalam memastikan keputusan yang diambil adalah keputusan yang terbaik dan mempertimbangkan semua aspek yang dianggap penting, baik bagi perusahaan maupun karyawan. Setelah itu pun, memang sudah menjadi tanggung jawab dari pihak HR untuk menyampaikan hasil keputusan tersebut kepada karyawan, sehingga memang terlihat seolah – olah keputusan itu diambil oleh pihak HR semata.[/vc_column_text][vc_gallery images=”8205″ img_size=”500×250″ title=”Photo by Afif Kusuma on Unsplash”][vc_custom_heading text=”HR selalu berpihak kepada perusahaan” font_container=”tag:h3|text_align:left” google_fonts=”font_family:Montserrat%3Aregular%2C700|font_style:700%20bold%20regular%3A700%3Anormal”][vc_column_text]Sebagaimana yang umumnya diketahui, pihak perusahaan dan karyawan seringkali diibaratkan sebagai dua mata uang koin yang sama. Karena, meskipun keduanya merupakan pihak yang saling terlibat secara intens, seringkali terdapat perbedaan kepentingan diantara keduanya. HR pun seringkali menjadi pihak tengah dari hubungan kedua pihak ini. Secara spesifik, area kerja HR tersebut adalah Hubungan Industrial. Namun, yang menjadi masalah adalah terkadang, HR dianggap sebagai pihak yang senantiasa, atau lebih banyak berpihak kepada perusahaan dalam proses pembuatan keputusan.[/vc_column_text][vc_column_text]Mengenai hal ini, Mas Edwin berpendapat bahwa yang pertama, perusahaan secara keseluruhan itu tidak selalu identik dengan pelaku manajemen perusahaan. Manajemen bisa dikatakan sebagai pihak perwakilan perusahaan. Kemudian, belum tentu manajemen selalu mengambil arahan yang terbaik bagi perusahaan. Karena seringkali, manajemen ingin permasalahan yang ada dapat cepat selesai atau mengambil jalan pintas tanpa mempertimbangan dampak baik jangka pendek / jangka panjang terutama bagi karyawan dan bagi perusahaan.[/vc_column_text][vc_column_text]Maka dari itu, HR yang berperan sebagai penengah pada berbagai kasus akan membantu untuk memastikan keputusan yang ada adalah yang terbaik bagi perusahaan secara keseluruhan, bukan hanya bagi pelaku manajemen atau karyawan saja. Keputusan terbaik untuk perusahaan ini adalah keputusan yang mempertimbangan aspek baik dari jangka pendek dan jangka panjang. Bisa dipahami ya, SVB Gengs?[/vc_column_text][vc_column_text]Sekarang, SVB Gengs sudah lebih paham kan tentang dunia HRD. Jadi, kalau besok dengar mitos – mitos HRD termasuk seperti yang sudah dibahas, jangan mudah percaya ya, karena faktanya bisa jadi tidak seperti itu.[/vc_column_text][vc_column_text]Nah, buat kalian yang ingin belajar lebih banyak tentang HR khususnya bersama para HR Expert kami, yuk, gabung di SVB Academy. SVB Academy merupakan program kelas inisiatif dari Stevland Bridge Consultant untuk membantu siapa saja belajar tentang dunia HR. Untuk kamu yang ingin belajar mengenai HR secara keseluruhan, kamu bisa pilih program HR Fundamental Package. Selain materinya yang sudah lengkap dari HR end-to-end, kamu juga akan diajak untuk menyelesaikan kasus dan membahasnya secara langsung bersama HR Expert kami. Dari teori sampai prakteknya, SVB Academy punya semua![/vc_column_text][vc_single_image image=”8206″ img_size=”800×250″ alignment=”center”][vc_column_text]
Yuk langsung aja kontak dan kepoin kami melalui Instagram @svb.academy atau Whatsapp di +62877-3420-8830. Bisa juga langsung klik https://bit.ly/SVBHRFundamental untuk lihat dan daftar kelasnya ya. Plus, kamu bisa gunakan kode ‘promohrfblog’ untuk dapatkan diskon 10%. Jadi, see you on class, SVB Gengs!
[/vc_column_text][/vc_column][/vc_row]