SVB Gengs, menurut kamu, apa sih yang menjadikan seseorang itu sukses? Tentu, terdapat banyak hal dapat menunjang kesuksesan seseorang. Mulai dari status, kekayaan, pendidikan, hingga standar kesuksesan pribadi yang dimiliki oleh individu tersebut dapat mempengaruhi kesuksesan. Konsep yang sama juga berlaku bagi organisasi dan perusahaan. Terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi kesuksesan dari suatu perusahaan. Namun, satu hal penting yang membedakan perusahaan biasa dengan perusahaan sekelas Apple, Pixar, dan Google adalah mereka mampu menerapkan konsep learning organization. Apa itu learning organization?
Photo by Jo Szczepanska on Unsplash
Learning organization merupakan sebuah konsep mengenai kemampuan perusahaan dalam menciptakan, mendapatkan, dan membagikan pengetahuan yang ada didalamnya. Perusahaan yang menerapkan learning organization ini juga biasanya mampu bersikap terbuka dan bertindak secara sesuai dalam menghadapi situasi yang baru, termasuk dalam menghadapi kegagalan.
Berikut ini beberapa ciri – ciri dari perusahaan yng menerapkan konsep learning organization:
Budaya organisasi yang seperti ini memiliki arti bahwa tiap individu, terlepas dari tingkat jabatannya, dihormati pendapatnya dan memainkan peran penting dalam keseharian perusahaan tersebut. Sehingga, proses pembelajaran dari tiap individu akan diperhatikan dengan baik, sehingga performanya akan selalu terjaga.
Dalam perusahaan yang sudah menerapkan learning organization, biasanya karyawan didalamnya menganggap proses pembelajaran merupakan hal yang penting dan akan terus berjalan seumur hidup. Maka dari itu, karyawan jadi lebih menghargai serta berdedikasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang ada, baik melalui pekerjaan maupun aktivitas tambahan seperti program pelatihan dan pengembangan.
Perusahaan yang sudah menerapkan learning organization biasanya mendukung adanya inovasi dari karyawannya. Karyawan akan didorong untuk mencoba hal baru dan belajar dari kesalahan yang dialaminya.
Untuk mengembangkan perusahaan yang menerapkan konsep learning organization, tentunya proses ini harus dimulai dari atas. Tanpa adanya pemimpin yang memiliki pengetahuan yang luas, mampu membimbing dengan baik serta mampu menangani kegagalan dengan baik, learning organization tidak akan terwujud.
Dengan adanya sarana khusus untuk belajar seperti program pelatihan-pengembangan, platform pembelajaran online, program coaching-mentoring, dan ruang kolaborasi lainnya, proses pembagian informasi serta pengetahuan dapat berjalan dengan lancar sehingga karyawan dapat bekerja dengan lebih baik dengan menerapkan pengetahuan yang mereka miliki.
Untuk mempermudah SVB Gengs dalam memahami learning organization, mari kita gunakan contoh kasus dari Apple. Perusahaan teknologi multinasional ini merupakan perusahaan yang sangat terkenal dengan produk – produknya seperti iPhone, iPad, Apple Watch dan lain – lain. Produk Apple pun sudah banyak digunakanberbagai penjuru dunia. Kesuksesan Apple ini diketahui mulai melejit pada tahun 1978 dibawah pimpinan Steve Jobs.
Photo by Medhat Dawoud on Unsplash
Dilansir melalui Harvard Business Review (2022), sebelum Steve Jobs mengambil alih, Apple merupakan sebuah perusahaan yang menggunakan struktur yang umumnya digunakan oleh perusahaan lain pada saat itu, yaitu struktur divisional. Awalnya, Apple memiliki beberapa unit bisnis dengan produk, target dan hierarkinya masing – masing. Efek dari penggunaan struktur organisasi ini adalah sering terjadi pertikaian antar unit, terutama dalam memperebutkan dana bagi produk mana yang harus diberikan lebih banyak.
Melihat hal tersebut, dalam tahun pertamanya bekerja sebagai CEO Apple, Steve Jobs memberhentikan para General Manager dari semua unit bisnis (sekaligus dalam satu hari!), menggabungkan berbagai unit bisnis yang terpisah untuk menggapai satu target besar yang sama, dan mengganti struktur organisasi yang digunakan menjadi struktur fungsional. Fakta menariknya, struktur fungsional tersebut masih dominan diterapkan hingga sekarang, meski ukuran perusahaan yang sudah jauh berbeda.
Mungkin SVB Gengs jadi bertanya – tanya ya, mengapa Apple memutuskan untuk mengubah strukturnya dan apa hubungan perubahan tersebut dengan konsep learning organization. Menurut Steve Jobs, perubahan tersebut didasarkan pada pemahaman bahwa tiap orang dan tiap unit di Apple seharusnya bekerjasama untuk memasarkan dan memenangkan keseluruhan produk Apple di pasaran alih – alih bersaing dengan rekan kerja sendiri untuk memasarkan produk yang berbeda. Meski perubahan tersebut memiliki resiko kegagalan yang cukup tinggi dan membutuhkan dana yang cukup banyak, Apple telah membuktikan bahwa keputusan tersebut tepat untuk diambil melalui kesuksesan mereka.
Selain itu, Apple juga merupakan salah satu trendsetter di dunia teknologi berkat produk – produk mereka yang selalu inovatif. Inovasi ini terus muncul karena lingkungan kerja Apple mendukung mereka yang memiliki pengetahuan dan pengalaman lebih banyak untuk terus berinovasi. Hal ini ditandai dengan adanya salah satu sistem dimana proses pengadaan suatu produk dan proses penetapan harga dari produk tersebut dilakukan oleh pihak yang berbeda. Pihak – pihak yang berperan didalamnya pun merupakan yang terbaik di bidangnya. Sistem tersebut diterapkan karena Apple tidak mau pertimbangan terkait biaya menghentikan inovasi untuk menciptakan produk yang yang bisa memberikan experience terbaik bagi penggunanya. Apple pun mau keputusan yang diambil hanya ditujukan untuk memenuhi target kerja dari karyawannya saja.
Melalui beberapa penjelasan diatas, dapat terlihat bahwa Apple memenuhi ciri – ciri learning organization. Apple mendukung adanya kerjasama dan kolaborasi antar fungsi melalui perubahannya ke struktur yang fungsional. Keberadaan ruang inovasi dan pembelajaran juga sangat didukung. Kemudian, para stakeholders (pembuat keputusan) yang ada didalam Apple merupakan yang terbaik di bidangnya dan mampu berinovasi dengan baik dengan tim yang dibimbingnya. Kombinasi dari aspek – aspek learning organization tersebut telah terbukti dalam membawa kesuksesan dari Apple.
Gimana, apakah kamu jadi makin tertarik dengan konsep learning organization? Tentu, kita bisa mengambil pelajaran ya, bahwa learning organization merupakan satu konsep yang penting untuk diterapkan, terutama dalam manajemen organisasi dan perusahaan.
Untuk kamu yang ingin tahu lebih banyak tentang dunia HR, terutama tentang bagaimana cara memiliki learning organization dalam organisasimu, sini join di SVB Academy! SVB Academy merupakan program kelas inisiatif dari Stevland Bridge Consultant untuk membantu siapa saja belajar tentang dunia HR. Kamu bisa belajar HR secara keseluruhan melalui program HR Fundamental yaa. Tapi, kalau kamu memang hanya tertarik dengan area Learning and Development, kamu bisa ambil paket kelas Employee Development seharga Rp150,000 untuk pembelajaran langsung dari ahlinya, baik secara teori maupun praktek! Oiya, kalau kamu pakai kode voucher ‘belajarlnd’, kamu bisa dapatkan diskon 10% tambahan yaa, SVB Gengs 😊
Yuk, kamu bisa kontak kami di @svb.academy atau Whatsapp di +62877-3420-8830. Atau, kamu langsung klik bit.ly/SVBEmployeeDevelopment untuk lihat dan daftar kelasnya ya. See you on class, SVB Gengs!
Referensi :
Becoming a Successful Learning Organisation: Case Study of Apple. (2018, October 9). MBA Knowledge Base. https://www.mbaknol.com/strategic-management/becoming-a-successful-learning-organisation-case-study-of-apple/
Harvard Business Review. (2022). How Apple Is Organized for Innovation. https://hbr.org/2020/11/how-apple-is-organized-for-innovation