Jakarta, 24 Juli 2025 – Di tengah gelombang disrupsi teknologi, perubahan demografis, fragmentasi geoekonomi, dan ketidakpastian ekonomi global, peran Human Resources (HR) dituntut untuk tidak hanya mengikuti arus, tetapi menjadi ujung tombak perubahan. Inilah pesan utama dari Future of Work Summit 2025 yang kembali digelar Apiary Academy di Kuningan City Ballroom, Jakarta Selatan, mengusung tema “Where HR Innovators Come Together to Redefine Future.”
Dilansir dari Future of Jobs Report 2025 oleh World Economic Forum, sebanyak 170 juta pekerjaan baru akan tercipta, namun 92 juta pekerjaan lainnya akan hilang hingga tahun 2030. Hal ini dipicu oleh lima megatren: inovasi teknologi, transisi hijau, perubahan demografi, fragmentasi geoekonomi, dan ketidakpastian ekonomi global. Tak heran, 39% keterampilan utama (key skills) diperkirakan akan mengalami perubahan. Maka, mengembangkan perpaduan antara keterampilan teknis dan humanis (technical & human skills) menjadi krusial bagi setiap pekerja dan organisasi.
Sebagai respons terhadap perubahan ini, Future of Work Summit 2025 menghadirkan lebih dari 15 pembicara lintas industri yang membagikan wawasan terkini seputar masa depan dunia kerja, peran teknologi seperti AI, hingga bagaimana membangun budaya kerja yang adaptif dan berdaya saing.
Format Interaktif & Pengalaman Bermakna
Acara ini dikemas dalam format Interactive Keynote, Panel Talk Discussion, hingga Open Mic Discussion yang mengundang partisipasi aktif peserta. Tak hanya itu, tersedia pula dua ruang interaksi unik:
Networking Lounge untuk membangun koneksi profesional secara santai
HR Safe Zone sebagai ruang aman berbagi tantangan dan insight antar sesama praktisi HR
Highlight Insight Para Pembicara
Garaisya Azizulita Aroha, General Manager Apiary Academy & EPIQ Events membuka acara dengan menegaskan pentingnya transforming work dan empowering people sebagai fondasi membangun masa depan kerja yang berkelanjutan.
Sementara itu, Dudi Arisandi, Chief People Officer tiket.com, mengingatkan bahwa “HR harus menjadi pihak yang mengendalikan disruption, bukan dikendalikan.” Ia membagikan praktik people analytics di tiket.com yang menghasilkan Employee Experience Report berbasis AI untuk mengukur dan meningkatkan keterlibatan karyawan.
Dalam sesi “Adapt to Win: Building Learning Cultures that Keep Pace with Change,”
Yanuar Kurniawan (L’Oréal) menunjukkan bagaimana L’Oréal GPT digunakan untuk mengidentifikasi skill gaps, merekomendasikan learning paths, dan mempersonalisasi growth plans. Ia membagikan kerangka CRAFT (Context, Role, Action, Format, Try) sebagai teknik AI prompting yang aplikatif.
Alinne Rosida Djumhana (Better & Co) memperkenalkan konsep Agentic AI, yang memungkinkan HR mengelola proses L&D secara independen, tanpa bergantung penuh pada tim IT.
Dolphy Goveas menekankan bahwa 40% keterampilan inti akan berubah dalam 3 tahun ke depan, dan mengatakan bahwa “Upskilling is not optional, it’s a competitive necessity.” Namun ia mengingatkan bahwa teknologi perlu diimbangi dengan sentuhan humanis.
Dalam sesi “Adapt or Fall Behind: Embracing Tech & AI for the Future of HR,”
Erwin Muniruzaman (Indosat Ooredoo Hutchison) memaparkan perjalanan digitalisasi HR Indosat sejak 2020, mulai dari penguatan analytics, otomatisasi proses, integrasi HRIS, hingga pembuatan AI Agent sebagai HR assistant internal yang aman dan responsif.
Sementara di sesi penutup “Invisible Forces, Visible Impact,”
Mulyadi Oey (Product Narrative) membahas pentingnya kesadaran terhadap dinamika emosional di tempat kerja. Ia menyoroti lima aspek penting yang memengaruhi organisasi secara emosional: purpose, justice, safety, belonging, dan power & politics. Menurutnya, emosi yang tidak dikelola akan menciptakan disfungsi organisasi yang sulit diatasi hanya dengan teknologi.
Penutup
Future of Work Summit 2025 berhasil memberikan sudut pandang segar dan strategis tentang bagaimana HR dapat tetap adaptif, humanis, dan relevan dalam menghadapi era disrupsi. Acara ini menegaskan bahwa masa depan kerja bukan hanya soal teknologi, tetapi juga keberanian untuk terus belajar, berubah, dan memimpin dengan empati.
Kunjungi https://academy.apiary.id/future-of-work-summit untuk informasi lebih lanjut.