Hai SVB Gengs! Tahukah kalian apa nama negara di Eropa Utara yang beribukota di Stockholm, dikenal sebagai “Silicon Valley”-nya Eropa, dan merupakan asal dari perusahaan ternama seperti IKEA, H&M, dan Spotify? Yup! Jika kalian menjawab Swedia, kalian benar!
Photo by Jueun Songon on Unsplash
Swedia, negara maju yang dikenal dengan kesejahteraan sosial yang tinggi dan standar hidup yang baik, perekonomian makmur, telah mengalami transformasi signifikan sejak akhir 1990-an. Untuk terus meningkatkan perekonomiannya, pemerintah Swedia membuat kebijakan yang berfokus terhadap pengembangan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hasilnya, Swedia telah berhasil mengubah keterbatasan sumber daya alam menjadi kekuatan dalam sektor teknologi dan inovasi. Kini, negara ini dikenal sebagai ‘Silicon Valley-nya Eropa’ dengan tingginya tingkat pertumbuhan dan keberhasilan start-up yang unggul dalam kemajuan teknologi dan inovasi.
Photo by Adiwinata Solihin on Tirto
Lalu bagaimana dengan Indonesia? pemerintah juga telah meluncurkan berbagai kebijakan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) seperti Gerakan Nasional Literasi Digital, Digital Talent Scholarship, dan Kartu Pra Kerja yang merupakan beberapa contoh inisiatif bertujuan untuk mengembangkan SDM Indonesia.
Photo by Unknown on Study in Sweden
Namun, apa yang membuat manajemen HR di Swedia berbeda dengan di Indonesia?
Perbedaan HR di Swedia dan Indonesia
1. Kultur Kerja
Di Swedia, pada umumnya perusahaan memiliki hierarki yang flat (flat hierarchies), berbeda dengan struktur hierarki di Indonesia, dimana terdapat banyak lapisan level manajemen (birokrasi). Hierarki yang flat (flat hierarchies) menghasilkan rantai pengambilan keputusan yang lebih cepat.
2. Keseimbangan Kehidupan Kerja
Masyarakat Swedia memegang filosofi “lagom”. Kata “lagom” yang berasal dari pepatah “lagom är bäst” berarti “tidak terlalu banyak, tidak terlalu sedikit. HR di Perusahaan Swedia menerapkan filosofi ini dengan berfokus pada keseimbangan kehidupan kerja dan kehidupan pribadi para karyawan. Contohnya dengan kebijakan pengurangan waktu kerja, jam kerja dikurangi menjadi empat hari kerja dengan enam jam per hari, dengan total 30 jam per minggu. Kerja lembur pun menjadi hal yang dihindari.
Di Indonesia, konsep work-life balance masih terus berkembang. Standar jam kerja yang diterapkan adalah 40 jam dengan 5 atau 6 hari kerja, lembur adalah hal biasa. Struktur hierarki juga terkadang mengakibatkan jam kerja lebih panjang dan fleksibilitas lebih sedikit.
3. Tunjangan Karyawan
Kebijakan HR di perusahaan Swedia berfokus untuk membuat program tunjangan karyawan yang komprehensif, tidak hanya memberikan tunjangan kesehatan fisik, namun juga memberi dukungan tunjangan kesehatan mental seperti layanan konseling psikologis, dan lingkungan kerja yang nyaman kepada karyawan. Di Indonesia, perusahaan besar dan perusahaan multinasional sering kali menyediakan asuransi kesehatan komprehensif, program kesehatan, dan fasilitas tambahan.
4. Pengembangan Karyawan
Kebijakan HR di perusahaan Swedia berfokus pada pengembangan karir professional dan pelatihan keterampilan yang berkelanjutan. Para karyawan diarahkan untuk menjadi pembelajar seumur hidup (lifelong-learner). Sehingga, perusahaan tidak segan – segan berinvestasi dalam program pelatihan untuk menjaga karyawan mereka tetap kompetitif dan inovatif. Di Indonesia, praktik HR dalam pengembangan karyawan pun sedang berkembang, yang berfokus juga pada pelatihan keterampilan dan pengembangan profesional.
Gimana SVB Gengs, menarik ya bagaimana perbedaan dalam manajemen HR antara Swedia dan Indonesia mencerminkan perbedaan budaya, kebijakan, dan tingkat perkembangan ekonomi masing-masing negara?
Bagi yang ingin mengetahui lebih dalam tentang bagaimana manajemen HR di Swedia, yuk gabung di Kelas Swedish HR Management! Kamu akan dibimbing langsung oleh Kak Edwin Djakaria seorang HR Professional > 20 tahun yang sekarang bertempat tinggal di Swedia.
Yuk, langsung aja daftar di website ini! Jangan lupa sign up dan log in terlebih dahulu ya! Kalau masih ragu, kamu bisa tanya-tanya ke WhatsApp ataupun DM Instagram kita ya! See you, SVB Gengs!
Referensi :
Muhammad, Mahdi (2021, September 15). Tumbuh Bersama Sahabat di Utara. Kompas.id.https://www.kompas.id/baca/internasional/2021/09/15/tumbuh-bersama-sahabat-di-utara
Muhammad, Mahdi (2021, Augusts 12). Buah Kebijakan Progresif Akhir 1990-an, Swedia Kini ”Silicon Valley”-nya Eropa. Kompas.id. https://www.kompas.id/baca/internasional/2021/08/12/buah-kebijakan-progresif-akhir-1990-an-swedia-kini-silicon-valley-nya-eropa
Nugroho, Hendro (2020, May 6). Penguatan Kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia dalam Perspektif Direktorat Jenderal Kekayaan Negara. Kompas.id. https://www.djkn.kemenkeu.go.id/kanwil-sulseltrabar/baca-artikel/13064/Penguatan-Kualitas-Sumber-Daya-Manusia-Indonesia-dalam-Perspektif-Direktorat-Jenderal-Kekayaan-Negara.html
Silber, Victoria. .(unknown). 7 Surprising Swedish Workplace Norms You Should Know!. Localizernordic.com.https://localizenordic.com/7-surprising-swedish-workplace-norms-you-should-know/
McParlane, Phil. (unknown) . 4-Day Workweek in Sweden. 4daysweek.io.https://4dayweek.io/country/sweden#:~:text=In%20Sweden%2C%20the%20standard%20working,operational%20needs%20of%20the%20organization.
Muzi, S & Islam, A ( (2016, June 29). Swedish firms provide training and consider an inadequately educated workforce as the major obstacle to their operations. Worldbank.org. https://blogs.worldbank.org/en/opendata/swedish-firms-provide-training-and-consider-inadequately-educated-workforce-major-obstacle-their
Wishart, Maria, (2024, April 30). What can we learn from Swedish approaches to workplace mental health?. Enterpriseresearch.ac.uk. https://www.enterpriseresearch.ac.uk/what-can-we-learn-from-swedish-approaches-to-workplace-mental-health/