Hai SVB Gengs! Apakah kalian tahu ungkapan zoon politicon? Ungkapan dari Aristoteles ini memiliki arti bahwa manusia merupakan makhluk sosial. Lebih lengkapnya lagi, sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri dan akan selalu membutuhkan bantuan dari manusia lainnya. Maka dari itu, kita sebagai manusia selalu tergabung dalam sebuah kelompok atau organisasi.
Apa sih, bedanya kelompok dengan organisasi? Secara garis besar, pembeda diantara keduanya adalah kompleksitasnya. Organisasi merupakan sekumpulan individu yang memiliki identitas, visi, misi dan struktur keanggotaan yang lebih jelas dibandingkan kelompok. Struktur keanggotaan inilah yang nantinya akan disesuaikan dengan tugas yang dipikul oleh tiap anggota dalam mencapai tujuan bersama organisasi.
Struktur keanggotaan itu merupakan bagian dari desain organisasi. Menurut Wisnu & Nurhasanah (2005), desain organisasi merupakan sebuah proses yang dilakukan dalam mengelola aspek – aspek struktural dan kultural dari organisasi. Proses ini dilakukan oleh para pimpinan organisasi dan nantinya akan berujung pada pembentukan unit – unit kerja sesuai dengan kegiatan spesifik. Kemudian, tiap unit kerja akan menjadi saling berhubungan untuk mencapai tujuan kerja bersama. Maka, desain organisasi merupakan suatu hal yang penting untuk dimiliki secara baik dan jelas.
Untuk memudahkan SVB Gengs dalam memahami aplikasi dan pentingnya memiliki desain organisasi, yuk kita gunakan contoh berikut! Aji merupakan seorang karyawan yang tergabung kedalam departemen Human Resource di perusahaannya. Departemen Human Resource memiliki tujuan umum untuk meningkatkan kinerja dan kemampuan karyawan. Untuk itu, terdapat beberapa unit kerja didalam departemen tersebut, seperti unit Talent Acquisition yang menjalankan proses rekrutmen – seleksi, unit Compensation Benefit yang menjalankan proses remunerasi karyawan, dan lain – lain. Aji sendiri tergabung kedalam unit Learning & Development, yang bertugas dalam mengelola proses pelatihan dan program pengembangan karyawan.
Dengan adanya desain organisasi seperti itu, Aji dapat mengerti bahwa segala pekerjaan yang dia lakukan merupakan pekerjaan yang berada dalam ruang lingkup Human Resource, bukan Sales, Finance, Procurement, dan lain – lain. Secara spesifik, Aji dapat memfokuskan diri untuk mengerjakan hal yang berkaitan dengan Learning and Development saja, bukan bidang Human Resource yang lain. Maka dari itu, Aji dapat bekerja secara lebih fokus dan efisien. Apabila menemui kesulitan dalam bekerja, Aji juga tidak perlu bingung karena ia mengetahui secara pasti siapa yang bisa membantunya.
Melalui contoh diatas, bisa dilihat ya SVB Gengs, bahwa terdapat beberapa fungsi dari desain organisasi, yaitu :
Jadi, desain organisasi merupakan hal yang perlu diatur dengan cermat. Tentunya, perlu dipahami bahwa tiap organisasi pasti memiliki kebijakan dan kebutuhan bisnis masing – masing yang dapat mempengaruhi desain organisasi mereka. Namun, berikut ini jenis – jenis desain organisasi yang umum untuk ditemui :
Desain organisasi ini membagi anggotanya sesuai spesialisasi dengan hierarki yang pasti. Contohnya, seperti yang ada pada kasus Aji, dalam sebuah perusahaan terdapat beberapa departemen, yaitu Product, Marketing, Human Resource, dll. Maka, semua orang yang memiliki keahlian di bidang Marketing akan dikumpulkan pada satu departemen, dan dalam departemen tersebut pun terdapat tingkatan – tingkatan jabatan.
Kelebihan dari desain ini adalah merupakan desain yang paling logis dan mudah ditetapkan. Namun kekurangannya adalah sulitnya dalam berkomunikasi antar departemen sehingga kurangnya kedekatan antar anggota.
Desain organisasi ini membagi anggotanya berdasarkan output. Contoh, ada sebuah perusahaan yang memproduksi sabun dan shampoo. Maka, akan ada dua divisi di dalam perusahaan ini. Didalamnya, terdapat karyawan Product, karyawan Marketing, karyawan Human Resource, dan lain – lain.
Kelebihan dari desain ini adalah mendorong adanya interaksi antar karyawan dengan berbagai spesialisasi. Selain itu, proses pengambilan keputusan yang ada didalamnya bisa lebih cepat dan fleksibel untuk dilakukan. Namun, Namun kelemahannya, terdapat kecenderungan persaingan antar divisi dan kurang efisien secara pengeluaran.
Desain organisasi yang satu ini cukup unik karena menghilangkan batas – batas tertentu pada organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Contoh, biasanya tim – tim kecil akan menggantikan fungsi departemen pada jenis desain ini. Desainnya pun bisa jadi berbeda untuk tiap organisasi yang menerapkannya.
Kelebihan dari desain ini adalah semua karyawan mendapat kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan bekerjasama dengan karyawan lain. Namun, dibutuhkan waktu yang lama untuk memaksimalkan kerja organisasi dengan desain seperti ini, dan terkadang kepemimpinan yang ada malah menjadi terasa kurang kuat.
Gimana nih SVB Gengs, udah makin paham kan pastinya tentang Desain Organisasi? Kalau dari pengalaman kalian, tipe desain organisasi seperti apa nih yang pernah kalian jumpai sebelumnya?
Nah, khusus untuk para SVB Gengs yang ingin mempelajari tentang pengelolaan organisasi dan Human Resource secara keseluruhan, ikut SVB Academy yuk! SVB Academy merupakan program kelas inisiatif dari Stevland Bridge Consultant untuk membantu siapa saja belajar tentang dunia HR. Kalau ingin khusus belajar tentang desain organisasi, kamu bisa ambil paket kelas Human Resource Business Partner. Dengan harga Rp375.000, kamu bisa dapatkan berbagai materi (teori & praktek) tentang Human Resource Planning, Organization Design – Development, Talent Management, dan masih banyak lagi. Apalagi kalau kamu pakai kode voucher ‘belajarhrbp’, kamu bisa dapat tambahan diskon 10% loh SVB Gengs! 😊
Yuk, langsung kontak dan kepoin kami melalui Instagram @svb.academy atau Whatsapp di +62877-3420-8830. Atau, kamu langsung klik bit.ly/SVBHRBP untuk lihat dan daftar kelasnya ya. See you on class, SVB Gengs!
Referensi
Wisnu, & Nurhasanah. (2005). Teori Organisasi : Struktur Dan Desain (1st ed.). UMM Press.