Hai SVB Gengs! Siapa nih diantara kalian yang saat ini masih berkuliah? Atau udah pada kerja nih? Kalau diperhatikan, dunia perkuliahan itu ada miripnya lho, sama dunia kerja, meski tujuan keduanya berbeda. Saat berkuliah, tentu kita banyak mendapati jenis aktivitas yang biasa dilakukan oleh mahasiswa. Mulai dari mengikuti sesi kuliah, mengerjakan tugas seperti laporan, melakukan praktikum, berpartisipasi dalam tugas kelompok dan lain sebagainya. Pemberian aktivitas oleh civitas akademika tersebut tentunya direncanakan secara matang dan sesuai dengan kurikulum, supaya masing – masing mahasiswa dapat belajar dengan maksimal. Sehingga setelah lulus, masing – masing mahasiswa ini bisa memberikan kontribusi terbaik mereka, baik kepada pekerjaan yang dilakukan hingga masyarakat yang ada disekitarnya.
Photo by Dom Fou on Unsplash
Dalam bekerja pun, nantinya SVB Gengs akan dihadapkan dengan berbagai aktivitas yang ditujukan untuk mengembangkan kamu sebagai karyawan dan individu. Sehingga, kamu bisa berkontribusi secara maksimal kepada pekerjaan yang kamu lakukan. Salah satu dari aktivitas untuk menunjang proses ini adalah training. Apakah kamu sudah tahu, apa itu training?
Training merupakan suatu usaha pengembangan keterampilan yang dilakukan untuk membantu individu dalam mencapai standar tertentu. Dalam konteks perusahaan, salah satu tujuan utama training adalah untuk mengembangkan karyawan sehingga mereka dapat memiliki performa terbaik dan dapat berkontribusi dalam pencapaian tujuan kerja individu serta perusahaan.
Photo by Campaign Creators on Unsplash
Tentunya, training memiliki berbagai jenis metode. Mengapa jenisnya berbeda – beda? Karena, hasil yang didapatkan dari masing – masing metode ini berbeda. Penerapannya pun akan mengacu pada kebutuhan perusahaan saat itu. Karakteristik dari partisipan seperti jenis kelamin, umur, jabatan kerja serta area perkembangan individu juga dapat mempengaruhi training lho. Maka dari itu, bisa jadi SVB Gengs nantinya akan mengalami beberapa jenis training saat bekerja. Pada umumnya, terdapat tiga kategori metode training menurut Noe (2010), yaitu :
Metode presentasi
Metode ini merupakan metode training dimana para partisipan merupakan pihak yang mendapatkan informasi melalui komunikasi satu-arah dari pemateri. Pemberian materi secara lisan yang disertai dengan tampilan presentasi audiovisual merupakan hal yang sering dilakukan pada metode ini. Biasanya, tujuan dari training dengan metode presentasi adalah memberikan gambaran secara umum dan urgensi penerapan topik kepada partisipan. Contoh, training presentasi dengan topik kemampuan komunikasi biasanya akan membahas mengenai pengertian, prinsip, aplikasi hingga pentingnya berkomunikasi dengan baik dengan orang lain secara umum.
Kelebihan dari metode ini adalah metode ini merupakan metode yang biasanya paling menguntungkan secara finansial dan waktu. Karena, metode presentasi dapat menjangkau banyak partisipan dalam satu waktu. Selain itu, metode ini cukup fleksibel dan bisa digabungkan dengan metode lainnya.
Photo by Annie Spratt on Unsplash
Hands-On Training Method
Kategori metode ini merupakan metode training dimana partisipan akan menjadi pihak yang lebih aktif dalam proses pembelajarannya. Metode ini merupakan metode yang ideal untuk mendapatkan pembelajaran secara langsung dan spesifik mengenai satu kemampuan tertentu. Beberapa metode yang termasuk kedalam kategori ini adalah :
On the job training
Merupakan sebuah metode dimana karyawan baru atau karyawan yang belum berpengalaman secara langsung diterjunkan kepada sebuah proyek untuk belajar. Pada metode ini, karyawan tersebut nantinya akan diminta untuk melakukan observasi, mencoba melakukan tugas yang diberikan dan mendapatkan feedback dari manajer atau karyawan lain yang bertanggung jawab atas proyek tersebut.
Simulasi
Merupakan sebuah metode dimana karyawan diberikan kondisi yang menyerupai kondisi asli ketika mereka nantinya akan melakukan suatu pekerjaan. Tentu, kondisi pada simulasi ini merupakan kondisi yang dirancang sedemikian rupa sehingga menyerupai asli namun tidak beresiko bagi partisipan. Contohnya adalah program simulasi bagi calon pilot. Tentunya, untuk menguasai cara menerbangkan pesawat, pada awalnya mereka tidak akan langsung diberikan kendali pada suatu pesawat bukan? Mereka akan diminta untuk melakukan simulasi penerbangan melalui metode yang tersedia.
Role-play
Merupakan sebuah metode dimana masing – masing partisipan diberikan karakter untuk diperankan. Pada metode ini, partisipan akan diminta untuk mengeluarkan respon yang sesuai dengan karakter tersebut dan mempelajari bagaimana karakter lain yang terhubung dengannya bertindak. Contoh, pada training role-play untuk bagian sales, bisa jadi akan ada partisipan yang berperan sebagai karyawan sales dan pelanggan dari perusahaan. Pembeda antara metode ini dengan simulasi adalah role-play akan berfokus pada reaksi interpersonal seperti menanyakan pertanyaan atau bertindak cepat sesuai kondisi. Sementara itu, simulasi lebih berfokus kepada aspek fisik, seperti bagaimana cara mengoperasikan sistem tertentu.
Coaching
Merupakan sebuah metode dimana partisipan nantinya akan dipasangkan dengan karyawan lain yang sudah lebih berpengalaman. Karyawan lain ini disebut sebagai coach, dan pada prosesnya, para coach ini berperan untuk memberikan bimbingan dan saran supaya partisipan (yang bisa juga disebut sebagai coachee) dapat melakukan pekerjaannya dengan baik.
Kelebihan dari metode – metode tersebut adalah partisipan akan dituntut untuk secara aktif mengembangkan kemampuan mereka dalam satu kemampuan yang spesifik. Selain itu, pemahaman mengenai aspek kerjasama dalam suatu bidang pekerjaan merupakan hal yang bisa didapatkan dengan menggunakan metode ini.
Photo by Hannah Busing on Unsplash
Group Building Method
Kategori metode ini merupakan metode training dimana partisipan akan belajar bersama secara berkelompok atau tim. Pada kategori ini, tiap karyawan yang ada pada satu tim akan diminta untuk saling terlibat dan berbagi pengalaman belajar dengan karyawan lainnya. Beberapa metode yang termasuk kedalam kategori ini adalah :
Adventure learning
Merupakan sebuah metode yang berfokus untuk mengembangkan kerjasama tim dan kemampuan kepemimpinan. Biasanya, training metode ini akan melibatkan aktivitas fisik yang bersifat outdoor, menyenangkan dan terkesan informal. Contoh dari training yang menggunakan metode ini adalah aktivitas outbond dan cooking-class yang diselenggarakan khusus untuk satu perusahaan.
Team training
Merupakan sebuah metode yang melibatkan tim spesifik untuk berpartisipasi dalam aktivitas yang dirancang untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pada metode ini, pengetahuan, sikap, dan perilaku masing – masing individu akan sangat diperhatikan dan berkontribusi terhadap kesuksesan kelompok. Contoh dari training ini adalah kelompok – kelompok prajurit yang ada pada militer. Masing – masing kelompok ini memiliki aktivitas yang disesuaikan dengan tujuan yang diberikan.
Action learning
Merupakan sebuah metode dimana kelompok partisipan akan diberikan tanggung jawab untuk menyelesaikan sebuah masalah. Proses penyelesaian masalah ini nanti akan mencakup diskusi, membuat action plan, hingga bekerja sama secara real untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. Biasanya, perusahaan akan menggunakan metode ini untuk mengembangkan calon – calon pemimpin masa depan.
Maka dari itu, secara garis besar kelebihan dari training jenis ini adalah training ini bisa digunakan untuk meningkatkan kerjasama tim dan mengembangkan hubungan interpersonal yang baik antar orang yang ada pada tim tersebut.
Selain itu, pada zaman yang semakin berkembang ini, tentu metode training juga ikut berkembang. Terutama di masa pandemi ini, pembelajaran melalui situs e-learning, baik secara sinkron maupun asinkron ternyata juga menjadi metode training yang efektif dan dipilih oleh banyak karyawan. Survey yang dicantumkan oleh Cohen pada Shift Learning menyebutkan bahwa 85% dari karyawan yang disurvey menyatakan bahwa metode pembelajaran yang bisa diakses kapan saja dan bisa menyesuaikan dengan jadwal kerja merupakan metode yang lebih diinginkan dibandingkan pertemuan face-to-face.
Tentunya, metode tradisional pun bisa juga digabungkan kedalam metode e-learning ini guna menyesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Contoh, metode presentasi juga dapat dilakukan secara daring menggunakan fasilitas teknologi yang tersedia.
Asyik! Sekarang, SVB Gengs sudah lebih paham ya, terkait metode training yang umum ditemui diperusahaan dan kelebihan-kekurangan masing – masing. Kira – kira, kalau kalian jadi karyawan, kalian akan lebih suka metode training yang mana nih, SVB Gengs?
Nah, buat kalian yang ingin belajar lebih banyak terkait Training and Development dari dunia Human Resource, kalian bisa gabung di SVB Academy. SVB Academy merupakan program kelas inisiatif dari Stevland Bridge Consultant untuk membantu siapa saja belajar tentang dunia HR. Untuk kamu yang ingin belajar mengenai HR secara keseluruhan, kamu bisa pilih program HR Fundamental Package.
Kalau khusus ingin belajar Training & Development, kamu bisa ambil paket Training & Development seharga Rp150.000 untuk pembelajaran secara teori dan praktek. Apalagi kalau kamu pakai kode voucher ‘belajarlnd’, kamu bisa dapatkan 10% off lho! Yuk, kamu bisa langsung kontak dan kepoin kami melalui Instagram @svb.academy atau Whatsapp di +62877-3420-8830. Bisa juga langsung klik https://bit.ly/SVBEmployeeDevelopment untuk lihat dan daftar kelasnya ya. Jadi, see you on class, SVB Gengs!
Daftar Pustaka
Cohen. (n.d.). What is E-Learning and How Companies Are Benefiting From It? Shift Learning. https://www.shiftelearning.com/blog/elearning-benefits-companies
Noe, R. (2010). Employee Training & Development (5th ed.). Irwin/McGraw-Hill.