Hai SVB Gengs! Apakah kamu tahu, bahwa tanggal 10 Oktober kemarin merupakan Hari Kesehatan Mental Sedunia? Dimana pun kalian berada, semoga kalian menjaga dan memperhatikan kesehatan mental kalian ya. Soalnya, isu – isu mengkhawatirkan terkait kesehatan mental terlihat semakin banyak muncul ya, terutama di sosial media.
Buat kalian yang belum tahu, kesehatan mental itu merupakan sebuah kondisi batin yang sejahtera, tentram dan tenang. Kesehatan mental yang baik memungkinkan seorang individu untuk menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitarnya. Terdapat banyak hal yang dapat mempengaruhi kesehatan mental, salah satunya adalah lingkungan kerja. Meski tidak terdengar berkaitan, menurut WHO (2022), hampir 60% dari keseluruhan populasi dunia saat ini merupakan seorang pekerja. Oleh karena itu, dengan banyaknya waktu yang dihabiskan dan beban yang dialami saat saat bekerja, wajar dong, apabila kesehatan mental seseorang dapat terpengaruh oleh tempat kerja mereka. Sehingga, sebenarnya kesehatan mental karyawan merupakan hal yang baik untuk diperhatikan dan menjadi tanggung jawab dari perusahaan.
Photo by Brooke Cagle on Unsplash
Terus, mungkin SVB Gengs jadi kepikiran ya, memangnya faktor pekerjaan apa saja yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental seseorang? Nah, berikut ini beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kondisi kesehatan mental dari karyawan di tempat kerja menurut WHO (2022) :
Nah, semua yang sudah disebutkan oleh WHO itu sebenarnya merupakan hal yang berada dalam kontrol manajemen perusahaan dan divisi Human Resource ya SVB Gengs. Tapi, satu poin penting yang mendasari semua faktor penyebab itu, yaitu bagaimana budaya dan para pemimpin yang ada di suatu perusahaan bereaksi terhadap permasalahan kesehatan mental. Kenapa begitu?
Sebagaimana yang sudah kita ketahui, budaya perusahaan merupakan nilai-nilai yang dijadikan acuan dalam berperilaku dan berinteraksi di lingkungan kerja. Apabila suatu perusahaan memiliki budaya yang terbuka isu well-being dan kesehatan mental, maka perilaku dan interaksi yang ada di perusahaan tersebut tentu akan berbeda dengan perusahaan lain yang tidak menyertakan kesehatan mental karyawan dalam skala prioritas mereka.
Photo by Icons8 Team on Unsplash
Kemudian, para pemimpin perusahaan, yang menjadi tonggak dari penerapan budaya perusahaan, juga pasti akan menyesuaikan keputusan yang mereka buat agar tetap selaras dengan budaya yang ada. Sebagai contoh, para pemimpin yang lebih terbuka terhadap kesehatan mental mungkin akan lebih menyetujui alokasi dana untuk program konseling dan pengembangan karyawan yang diadakan oleh human resource, menyetujui kebijakan jam kerja fleksibel sebagai benefit tambahan perusahaan, menyetujui untuk memperbaiki fasilitas kerja supaya karyawan dapat bekerja dengan lebih aman, dan lain – lain.
Selain dari segi pengambilan keputusan, gaya kepemimpinan dan set soft skill yang dimiliki oleh para pemimpin juga akan mempengaruhi kondisi kesehatan mental dari karyawan. Sebagai contoh, gaya kepemimpinan yang authoritative yang memiliki kecenderungan untuk mengontrol semua proses pembuatan keputusan dalam tim bisa jadi membuat karyawan merasa tidak didengarkan dan dihargai. Tentunya, apabila kejadian ini terus berulang dalam jangka panjang, kesehatan mental karyawan bisa terganggu. Secara soft skill pun, para pemimpin di perusahaan yang memprioritaskan mental health mungkin akan lebih terbiasa dalam menjalin hubungan interpersonal dan komuniikasi yang baik dengan bawahannya, sehingga atmosfir kerja yang ada jadi menyenangkan dan aman untuk kesehatan mental karyawan. Oleh karena itu, budaya dan para pemimpin merupakan komponen penting dari kesehatan mental karyawan di tempat kerja ya, SVB Gengs!
Nah, untuk kamu ingin belajar lebih banyak tentang budaya, para pemimpin dan proses pengelolaan karyawan di bidang HR, kamu bisa belajar di SVB Academy ya! SVB Academy merupakan program kelas inisiatif dari Stevland Bridge Consultant untuk membantu siapa saja belajar tentang dunia HR melalui program HR Fundamental Class. Kelasnya bakal seru banget lho, soalnya SVB Academy itu nggak akan cuma belajar melalui teori, tapi juga ada prakteknya melalui case study!
Selain itu, kita juga punya program Mentoring untuk kamu yang lagi cari insight seputar dunia HR. Kalau ingin tahu lebih banyak tentang praktik HR terkini dalam menjaga kesehatan mental karyawan di perusahaan ternama, kamu bisa pilih jenis mentoring functional expertise nih. Mentor pada bidang ini bisa banget kasih kamu insight terkait pemecahan masalah dan praktek HR yang sudah pernah mereka jalani selama bekerja. Mantep banget kan?
Oiya, kita juga punya program bundle lho, biar kamu lebih hemat! Untuk bundle program HR Fundamental + Career Development, dapatkan diskon hingga Rp 100.000 pakai kode promo ‘belajarhematcm!’. Untuk program HR Fundamental + Functional Expertise, dapatkan diskon hingga Rp148.000 pakai kode promo ‘belajarhematfm!’.
Yuk, langsung gabung aja di SVB Academy! Kamu bisa langsung kunjungi website kami di https://svbacademy.com/ untuk lihat dan daftar di program – program kami. Kalau ada hal yang ingin ditanyakan, kalian bisa kontak kami Instagram @svb.academy atau Whatsapp di +62877-3420-8830. See you on class, SVB Gengs!
Referensi
World Health Organization. (2022, September 28). Mental health at work. Retrieved October 13, 2022, from https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/mental-health-at-work