Hai SVB Gengs! Siapa nih diantara kalian yang suka belajar hal – hal baru? buat kalian yang mengira kalau proses pembelajaran itu akan selesai saat masa sekolah dan kuliah, kalian salah besar! Soalnya, proses belajar, baik formal maupun informal, merupakan sebuah proses yang akan terus ada dalam kehidupan manusia, termasuk saat kita bekerja. Gimana tuh, maksudnya?
Photo by JESHOOTS.COM on Unsplash
Saat bekerja, kita akan dihadapkan dengan peran dan tanggung jawab pekerjaan yang mungkin baru bagi kita. Tidak hanya freshgraduate, yang memiliki pengalaman sekalipun akan dihadapkan dengan area kerja yang bisa jadi berbeda dengan apa yang dipelajari saat kuliah. Karyawan lama yang akan naik pangkat pun akan dihadapkan dengan tanggung jawab yang belum pernah mereka hadapi saat menjadi junior. Selain itu, terkadang memang terdapat ketimpangan kemampuan antara satu karyawan dengan karyawan lainnya, bahkan ketika mereka berada pada role dan fungsi yang sama. Maka dari itu, pada umumnya individu akan membutuhkan masa adaptasi dan belajar agar dapat bekerja di suatu role dengan baik.
Proses adaptasi dan pembelajaran karyawan menjadi area yang diperhatikan oleh Human Resource, terutama bagian Learning and Development. Terdapat berbagai strategi yang dapat dilakukan untuk menunjang proses pembelajaran ini. Tapi, pengadaan dari strategi ini memiliki kaitan dengan pihak – pihak lain yang bisa jadi berada dalam lingkup Human Resource, seperti dibutuhkannya dana dari bidang Keuangan, dibutuhkannya data karyawan yang didapatkan melalui atasan pada satu fungsi/departemen,
Maka dari itu, sebuah sistem yang dapat menunjang proses pembelajaran ini supaya efektif dari waktu ke waktu itu perlu dimiliki oleh perusahaan. Sistem ini sering disebut sebagai Learning Ecosystem. Learning Ecosystem merupakan sebuah sistem yang mendukung proses pembelajaran yang ada di suatu organisasi. Terdapat beberapa komponen yang harus ada pada sistem ini, yaitu manusia, bahan pembelajaran, teknologi yang dimiliki, budaya pendukung, dan strategi implementasi (baik yang saat ini sudah diterapkan maupun akan diterapkan untuk kedepannya).
Nah, karena ini sebuah sistem yang ditujukan untuk menunjang kebutuhan satu organisasi, sistem tersebut membutuhkan interaksi yang baik dari seluruh bagian organisasi. Jadi, meski Human Resource yang bertanggung jawab diatas kertas, tetap dibutuhkan bantuan dari seluruh bagian organisasi dalam membuat sebuah learning ecosystem yang baik. Maksudnya bagaimana?
Photo by Campaign Creators on Unsplash
Sebagai contoh, bagian Learning and Development sudah mengagendakan bahwa setiap tahun, perusahaan akan menyelenggarakan beberapa kali pelatihan. Setiap departemen nantinya akan diminta untuk memberikan laporan terkait kemampuan penting yang masih belum dimiliki secara merata oleh karyawannya. Terdapat format dan tenggat waktu spesifik untuk pengumpulan laporan ini. Ide ini terdengar bagus, sampai diketahui ternyata para atasan departemen mengisi laporan tersebut asal dan mengumpulkannya secara terlambat. Efeknya? Permintaan pengajuan dana ditolak dan kinerja karyawan menurun.
Bisa dilihat kan SVB Gengs, bahwa untuk melaksanakan satu strategi saja, dibutuhkan kooperasi dari berbagai pihak. Karena learning ecosystem merupakan sebuah sistem dengan banyak strategi, maka diperlukan kooperasi yang tinggi antar semua aspek yang terlibat didalamnya supaya sistem ini bisa berjalan secara optimal.
Terus, gimana sih, caranya bikin learning ecosystem yang baik? Nah, yuk simak tahapan – tahapan dalam membuat learning ecosystem yang baik :
Dengan adanya semua target kerja, tidak semua orang mampu menghargai mereka yang ingin belajar dan mengambil waktunya untuk berkembang. Efeknya? Proses pembelajaran menjadi tidak maksimal dan alokasi yang diberikan mungkin menjadi tidak cukup bagi semua fungsi. Lambat laun ini dapat berpengaruh kepada kinerja. Maka dari itu, menciptakan lingkungan yang suportif terhadap proses pembelajaran ini merupakan hal yang penting untuk dilakukan organisasi.
Tak dapat dipungkiri bahwa kompensasi yang menarik dapat menjadi kunci bagi karyawan agar bisa bekerja dengan lebih baik. Untuk bisa bekerja dengan baik, tentu diperlukan kinerja baik. Salah satu penunjang dari kinerja adalah kemampuan yang didapatkan melalui proses belajar dan pengalaman. Namun, terkadang proses pembelajaran yang ada dirasa membebani bagi karyawan, dan mereka mengikutinya dengan setengah hati meski sebenarnya mereka membutuhkannya. Maka dari itu, adanya bentuk kompensasi tertentu bagi mereka yang memiliki kinerja baik (berarti mampu menerapkan kemampuan yang dipelajari dengan baik) dan bagi mereka yang mengikuti program pembelajaran dengan rajin merupakan hal yang penting dalam learning ecosystem.
Photo by Scott Graham on Unsplash
Dalam satu pekerjaan, pasti ada orang yang lebih ahli pada bidangnya. Maka dari itu, pihak yang lebih ahli dapat membagikan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki sebagai cara untuk belajar bagi yang lainnya. Dengan itu, karyawan yang lebih junior bisa terhindar dari kesalahan yang sama dan bisa mengerjakan pekerjaannya dengan lebih baik dibandingkan yang sebelumnya.
Dengan tingginya beban kerja, dan tingginya penekanan pada metode belajar langsung saat bekerja, terkadang banyak pihak yang jadi menyepelekan metode pembelajaran formal seperti program pelatihan dan pengembangan. Padahal, pembelajaran formal ini penting untuk diperhatikan karena bisa saja, ada hal yang tidak diajarkan pada suatu bidang pekerjaan, terutama pada aspek soft skill. Hard skill untuk satu posisi pun bisa jadi berkembang dari waktu ke waktu, dan disinilah pembelajaran formal bisa berguna bagi akryawan.
Sudah menjadi fakta bahwa banyak orang yang takut untuk mencoba dan gagal. Padahal, dengan mengalami kegagalan, kita dapat mengetahui apa yang kita perlukan untuk berhasil. Pemikiran ini penting untuk diterapkan, terutama dari atasan kepada bawahan, supaya bawahan tidak takut dan bisa belajar mengerjakan pekerjaannya dengan nyaman.
Nah, sekarang, SVB Gengs udah lebih paham kan, tentang learning ecosystem? Atau, masih pengen belajar lebih banyak nih?
Pas banget! Buat kamu yang ingin tahu tentang dunia HR dan learning ecosystem, yuk join di SVB Academy! SVB Academy merupakan program kelas inisiatif dari Stevland Bridge Consultant untuk membantu siapa saja belajar tentang dunia HR. Kamu bisa belajar HR secara keseluruhan melalui program HR Fundamental yaa. Tapi, kalau kamu memang hanya tertarik dengan learning ecosystem dan area Learning and Development, kamu bisa ambil paket kelas Employee Development seharga Rp 150,000 untuk pembelajaran langsung dari ahlinya, baik secara teori maupun praktek! Oiya, kalau kamu pakai kode voucher ‘belajarlnd’, kamu bisa dapatkan diskon 10% tambahan yaa, SVB Gengs!
Yuk, kami tunggu pesan dari kalian di @svb.academy atau Whatsapp di +62877-3420-8830. Atau, kamu langsung klik bit.ly/SVBEmployeeDevelopment untuk lihat dan daftar kelasnya ya. See you on class, SVB Gengs!