News & Events
Kasus Boss Kena Spill, Calon HR Wajib Tahu!
- February 2, 2023
- Posted by: admin
- Category: Blog
![](https://svbacademy.com/wp-content/uploads/2023/02/COVER-1170x500.jpg)
Hai SVB Gengs! Kalian tahu nggak sih, kasus tentang seorang pemimpin perusahaan yang sedang viral di media sosial akhir – akhir ini? Itu lhoo, ‘bos’ yang menurut sebagian netizen suka gimmick. Karena, banyak netizen berpendapat bahwa sosok positif dan peduli sesama yang tercermin melalui media sosial sang pemimpin ini ternyata berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada. Alhasil, diberitakan bahwa sampai ada mantan karyawan yang spill permasalahannya deh di media sosial.
Photo by Afif Ramdhasuma on Unsplash
Berdasarkan sebagian cuitan netizen, dibalik sosoknya yang gemar berbagi rezeki dan lowongan pekerjaan, diketahui bahwa sosok bos ini ternyata memperlakukan karyawannya dengan kasar dan kurang baik. Testimoni dari beberapa karyawannya pun banyak bermunculan. Salah satu netizen yang mengaku mantan karyawan perusahaan tersebut menceritakan, bahwa bos ini suka memotong gaji karyawan, tidak jelas mengenai slip gaji, hingga pernah memecat karyawannya tanpa memberikan haknya. Ada pula yang menunjukkan foto yang diduga merupakan screenshot percakapan di grup kerja perusahaan tersebut. Tampak pada screenshot percakapan tersebut bahwa sosok pemimpin ini dengan kasar memarahi karyawannya disertai dengan ancaman potong gaji. Tak ayal, banyak dari para netizen yang mengaku bahwa mereka adalah mantan karyawan bos ini menyatakan, bahwa mereka tidak betah untuk bekerja lama di perusahaan tersebut.
Pada kasus ini, kita bisa coba menganalisa bagaimana penguasaan beliau terkait pengelolaan SDM atau HR. Karena, pimpinan perusahaan yang paham tentang dunia SDM atau HR akan memastikan bahwa hak fundamental karyawan seperti gaji akan dikelola dengan sebaik mungkin.
Secara garis besar, selain merugikan bagi karyawan, kurangnya pemahaman seorang leader terhadap pengelolaan SDM yang baik ini pasti akan merugikan bagi pemimpin tersebut secara individual maupun bagi organisasi yang dipimpinnya. Mari kita ambil pembelajaran dari kejadian yang ada di kasus ini. Beberapa akibat yang mungkin muncul dari dengan situasi seperti ini adalah :
-
- Dengan tidak memberikan hak fundamental karyawan seperti gaji dan adanya tindakan pemutusan kerja secara sepihak, perusahaan dapat melanggar peraturan ketenagakerjaan yang berlaku. Oleh karena itu, perusahaan bisa saja dilaporkan oleh para karyawannya dan ada konsekuensi hukum yang harus diterima karena pelanggaran tersebut.
- Perilaku menekan yang ditampilkan oleh sosok pemimpin ini mungkin ditujukan agar karyawanya mampu disiplin dalam mencapai target kerja serta terlibat dalam proses pencapaian tujuan organisasi (engage). Namun, banyak riset menyebutkan bahwa lingkungan kerja yang menekan dan rasa takut justru malah menurunkan tingkat engagement karyawan, dan engagement karyawan ini juga ditemukan berdampak pada produktivitas organisasi.
Sebagai contoh, studi oleh Queens School of Business dalam Harvard Business Review (2017) menemukan bahwa karyawan yang disengage atau enggan terlibat dengan pekerjaannya ditemukan memiliki tingkat absen yang lebih tinggi, lebih banyak terlibat dalam kecelakaan pekerjaan, hingga ditemukan lebih banyak menghasilkan kesalahan kerja. Tentunya, hal – hal tersebut dapat berpengaruh terhadap produktivitas karyawan sebagai individu dan produktivitas perusahaan dalam jangka panjang.
-
- Selain itu, perilaku kasar dan tekanan pekerjaan berlebih yang diberikan oleh pemimpin ini bisa menjadi faktor timbulnya stress pada karyawan. Oleh Harvard Business Review (2017) disebutkan bahwa stress terhadap pekerjaan dapat meningkatkan angka turnover, atau proses keluar-masuknya karyawan pada suatu perusahaan, hingga 50%!
Angka ini tentu cukup mengkhawatirkan, mengingat angka turnover memiliki kaitan erat dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk mengulang kembali proses rekrutmen, pelatihan & pengembangan yang sudah diberikan kepada karyawan lama, hingga produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Kalau dibiarkan terus menerus, bisa jadi minus nih anggaran yang dialokasikan untuk pengelolaan SDM.
- Selain itu, perilaku kasar dan tekanan pekerjaan berlebih yang diberikan oleh pemimpin ini bisa menjadi faktor timbulnya stress pada karyawan. Oleh Harvard Business Review (2017) disebutkan bahwa stress terhadap pekerjaan dapat meningkatkan angka turnover, atau proses keluar-masuknya karyawan pada suatu perusahaan, hingga 50%!
-
- Employer branding yang positif tapi berbanding terbalik dengan kenyataan yang ada ini dapat berpengaruh kepada citra perusahaan secara keseluruhan, kredibilitas dari perusahaan tersebut di mata masyarakat, hingga berpengaruh kepada keinginan calon pelamar kerja untuk mendaftarkan dirinya pada perusahaan tersebut.
Photo by Kelly Sikkema on Unsplash
Gimana SVB Gengs, sekarang, kamu sudah lebih paham kan betapa pentingnya pemahaman terkait pengelolaan SDM bagi para pemimpin organisasi? Jadi, apabila suatu saat nanti kamu akan menjadi seorang leader, kamu harus paham ya, tentang bagaimana mengelola anggota organisasi atau karyawan perusahaanmu dengan baik!
Nah, biar kamu HR Enthusiast nggak akan salah langkah kedepannya, yuk belajar lagi tentang dunia HR di SVB Academy! SVB Academy merupakan program kelas inisiatif dari Stevland Bridge Consultant untuk membantu siapa saja belajar tentang dunia HR. Kalau misal kamu ingin belajar tentang dunia HR secara keseluruhan, kamu bisa ikut program HR Fundamental yaaa. Di dalam kelas ini akan dibahas semua area HR, mulai dari Rekrutmen, Sistem Penggajian, hingga kasus – kasus Hubungan Industrial seperti yang ada dalam contoh kasus ini. Menarik yaa?
Tunggu apalagi? Yuk, kami tunggu pesan dari kalian di @svb.academy atau Whatsapp di +62877-3420-8830. Atau, kamu langsung klik https://svbacademy.com/ untuk lihat seluruh program yang ada dan langsung daftar ya. Jadi, See you on class, SVB Gengs!
Reference
Proof That Positive Work Cultures Are More Productive. (2017, May 8). Harvard Business Review. https://hbr.org/2015/12/proof-that-positive-work-cultures-are-more-productive